Sajak Hari Sabtu Malam

by - November 15, 2012

Sajak Hari Sabtu Malam

Mereka memberiku makna,
lebih dari yang mereka berikan
padamu. lalu bercanda,
saling mencurahkan isi hati, tertawa
saling mengiyakan.
mereka saling melemparkan puisi,
memaksa bunga-bunga bermekaran,
dan membuat rembulan enggan
bersembunyi di sebalik awan.

Mereka berpandangan begitu lekat,
jiwa bergenggaman begitu erat
ketika waktu meloncat cepat,
aku bilang tolong perlambat
dan mereka terus tertawa
hingga malam menurunkan kabutnya
juga dingin yang paling gigil tiba
di belulang

Mereka memberiku makna,
lebih dari yang mereka berikan
kepadamu. tak ada pertengkaran,
hanya tawa, dan sesekali
bicara yang seluruhnya puisi.

Sipirok, ix-2011



Tidak Ada Hari Kepagian untuk Bahagia

Tidak ada hari yang terlalu kepagian
untuk bahagia. tidak ada hari yang jadi sia-sia
mereka, yang selalu termenung dan yang selalu
menyalakan kemarahan; mereka
yang selalu menguntai kesedihan dan yang selalu
menyisir rambut kekelaman
tertawalah bersamaku. sambil merenggut bahagia
dari cawan waktu.

Masa lalu melangkah pergi membawa kesedihan
dan tak menoleh lagi. masa depan menjelma fajar
dengan bertangkai-tangkai cahaya
dan untaian embun yang berkerjaban
mereka mengalungkannya di leher
seperti mutiara

Tidak ada hari yang terlambat
untuk bahagia. aku menyongsong fajar
dan menaburkan butiran cahayanya
pada bingkai waktuku; melupakan kesedihan
panjang dan mendatangimu.

Sipirok, ix-2011



Kalau Sampai Waktuku

Kalau sampai waktuku, adinda,
yang tinggal padamu hanya namaku
dan kenangan. bunga-bunga yang kutanam jagalah
pada musim panas yang panjang,
musim yang keringkan kelopak-kelopak
pada musim hujan halaulah gigil
yang merambati bebatang

Kalau sampai waktu, adinda,
sampai juga kelak sepinya padamu
tapi bunga-bunga yang kutanam
terus berdenyar warna-warninya
sampai juga cahayanya padaku.
sampai ke dalam sepi
yang setia menghabiskan waktu
bersamaku.

Sipirok, ix-2011








Kisah Embun 
Kepada dunia kau ucapkan selamat pagi
dengan dingin tubuhmu. orang-orang
merapatkan mantel atau jaket
atau menenggelamkan seluruh tubuhnya
ke dalam kain sarung. tapi fajar yang cantik itu
melepaskan seluruh pakaiannya
yang berwarna lembut. lalu rebahan
di atas petak-petak sawah, hamparan rumput,
dan ranting-ranting perdu, sambil menyiulkan
sebuah lagu riang. kau menyentuh buah dadanya yang mekar
memaksa jarum jam ikut merambat perlahan
bersama hangat yang menghanguskan jemarimu.
orang-orang melepaskan mantel, jaket,
atau kain sarung. melepaskan seluruh pakaian
dari tubuhnya. lalu menjelma petani,
berkali-kali rukuk, begitu mensyukuri.

Sipirok, ix-2011





Malam
Selamat pagi, kata malam
yang menyaru sebagai embun
di dalam mimpimu. ia tempelkan tubuhnya
yang gelap dan pengap. pada daun-daun pohon
dalam dirimu. ranting-ranting kering
menginginkan lembabnya. batang, akar, dan kambium
menghendaki segarnya. malam pun membentangkan dirinya
sepanjang waktu. dan kelam mendekapmu
selama perjalanan. matahari yang mekar gagal
menusukkan cahayanya ke dalam kulit tubuhmu.

Selamat pagi, kata malam
kau tak pernah tahu malam bisa menyaru
di dalam dirimu.

Sumbawa Besar, ix-2011

You May Also Like

0 #type=(blogger)

Terima kasih atas pesan Anda