METAMORFOSIS

by - June 03, 2008

jalan menuju rumahku terasa lebih mulus
dari yang aku bayangkan
tak ada ceruk, tikungan tajam, dan tanjakan yang memaksaku
tertatih. aku melangkah bersama keriangan sinar rembulan
angin bertiup membawa aroma sawah, getah pohon pinus,
dan dingin kabut meniti di pucuk dedaun sepanjang bukit-bukit hijau
aku berteriak menangkap kelebat kenangan di kaki gunung sibualbuali
hingga terkelupas semua perih perjalanan dari telapak
kakiku. malam perlahan menggulung jubahnya

pagi mekar di ufuk timur ketika siul burung-burung
menghamburkan cahaya mahaterang. bumi terbuka bagi segala doa
dan harapan yang gumamkan sebelum perjalanan. langit bening
seolah siap menerima tanganku menuliskan puisi
aku tahu waktu segera mengemas musim sunyi
ke dalam masa lalu. seperti ketika kuretas helai rambutmu
yang mengikatku beradab lamanya. maka kupuja masa depan dengan cinta
dan kutanggalkan semua pakaianku saat seekor kupu-kupu menuntun
kepalsuan dan dusta telah kulucuti

aku menangisi kelahiranku kembali ke tanah yang diberkahi
seperti anak yang lama pergi dan kembali lagi, tanah-tanah membuka tangannya
rumput-rumput kulihat bersujud, reranting pohonan turut merunduk
ketika aku bersujud di halaman rumahku, menghirup habis seluruh
masakecilku.

Sipirok, vi--2008

You May Also Like

0 #type=(blogger)

Terima kasih atas pesan Anda