Seandainya maut yang datang itu cantik
dengan rambut bergelombang hitam
akan aku ajak ia jalan-jalan di taman kota
menikmati sinar bulan sambil kupuja rambutnya
kupungut senyuman di bibirnya
yang seolah kebun tebu membentang di sana
lalu kupeluk ia begitu mesra
tertawa riang sambil menghitung bintang
selepas itu aku membujuknya
menyusuri lorong-lorong kota yang gelap
melewati para gelandangan yang tertidur
di trotoar. menggoda para pelacur yang berdiri
di bawah tiang-tiang papan reklame
memplesetkan jargon politik pada baliho-baliho
sambil mengejek presiden yang berjiwa penakut
lalu singgah pada sebuah kafe
dan memesan dua gelas shivas. maut dan aku
akan mabuk semalaman. membuat ia lupa rencananya
datang kepadaku. di bangsal rumah sakit ini
aku dan maut yang menyaru menjadi suster
ia selalu senyum mengincar urat usiaku
yang memanjang dari botol infus.
Jakarta, x-2011
dengan rambut bergelombang hitam
akan aku ajak ia jalan-jalan di taman kota
menikmati sinar bulan sambil kupuja rambutnya
kupungut senyuman di bibirnya
yang seolah kebun tebu membentang di sana
lalu kupeluk ia begitu mesra
tertawa riang sambil menghitung bintang
selepas itu aku membujuknya
menyusuri lorong-lorong kota yang gelap
melewati para gelandangan yang tertidur
di trotoar. menggoda para pelacur yang berdiri
di bawah tiang-tiang papan reklame
memplesetkan jargon politik pada baliho-baliho
sambil mengejek presiden yang berjiwa penakut
lalu singgah pada sebuah kafe
dan memesan dua gelas shivas. maut dan aku
akan mabuk semalaman. membuat ia lupa rencananya
datang kepadaku. di bangsal rumah sakit ini
aku dan maut yang menyaru menjadi suster
ia selalu senyum mengincar urat usiaku
yang memanjang dari botol infus.
Jakarta, x-2011
0 #type=(blogger)
Terima kasih atas pesan Anda