Perdana Menteri Italia, Silvio Berlusconi, kemudian sibuk membela diri. Lewat tim pengacaranya yang andal, juga didukung jaringan bisnis media miliknya, Berlusconi berusaha mengembalikan citranya di hadapan publik. Tapi, kaum intelektual sayap kiri, yang sudah gerah akan perilaku moral politisi yang juga pemilik Klub AC Milan, ini tidak kenal lelah melancarkan kritik. Mereka menuntut agar Berlusconi mundur dari jabatannya karena apa yang dilakukannya melanggar kepantasan dan moralitas.
Masalah moral merupakan masalah yang peka. Apalagi menyangkut seorang pemimpin publik. Berlusconi tahu soal ini meskipun selalu saja melanggarnya. Senantiasa ia dikait-kaitkan dengan kebiasaannya yang unik; berpesta dengan perempuan-perempuan muda. Entah apa yang dicarinya.
Ia kaya, punya jaringan bisnis media, pemilik klub sepak bola raksasa di Italia, dan seorang Perdana Menteri. Ia politisi yang andal, populer, dan kebijakan-kebijakan yang dibuatnya membawa Italia sebagai negara kuat di kawasan Eropa. Publik Italia menyanjungnya setinggi langit sebagai orang yang sukses di segala bidang yang ditekuninya. Di dunia media massa, ia mampu memanfaatkan kekuatan-kekuatan media untuk popularitasnya.